APA dan ApA
Psikologi dan psikiatri merupakan ilmu yang kerap disamakan oleh
orang-orang non-psikologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai perilaku dan
jiwa manusia. Akan tetapi sebenarnya kedua ilmu itu berbeda. Psikologi adalah sebuah
bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai perilaku dan kognisi manusia. Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001),
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan
tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat
psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebagainya,
sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan
dan lain sebagainya. Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
aspek kesehatan jiwa serta pengaruhnya
timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis organo-biologis tubuh manusia. Menurut
pengertian tersebut, menunjukkan bahwa psikologi dan psikiatri adalah ilmu yang
menyangkut tentang perilaku dan jiwa manusia.
Psikologi
dan psikiatri sama-sama berkenaan dengan perilaku dan jiwa
manusia. Oleh karena itu seharusnya kedua ilmu tersebut dapat bersinergi dengan
baik. Tetapi nyatanya, APA (American Psychological Association) dan APA
(American Psychiatric Association) ‘kurang akur’. American Psychiatric
Association sering disingkat ApA sebagai pembeda Psychological dan Psychiatric.
Sedangkan American Psychological Association tetap disingkat APA. Berdasarkan Reportase Kongres APA Ke-121 di Honolulu (Hawaii,
USA) Tahun 2013 mengenai DSM-V oleh Prof. Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono, buku DSM-V tidak dijual di Toko buku APA di Kongres
APA ke 121 di Honolulu ini. Alasannya yaitu APA
tidak mau menguntungkan pihak ApA.
DSM-V adalah Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi ke 5. DSM merupakan
klasifikasi standar dari gangguan mental yang digunakan oleh para ahli di
Amerika Serikat, yang dikemas dalam bentuk buku. Sebuah studi terbaru oleh Lisa
Cosgrove Ph.D. dalam Jurnal PLoS Medicine menduga bahwa ada kepentingan
industri farmasi dalam DSM-V. Buku manual ini diterbitkan oleh ApA pada bulan
Mei 2013 dan banyak mengharuskan pasien gangguan mental mengkonsumsi
obat-obatan.
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam
Reportase Kongres APA Ke-121 di Honolulu (Hawaii, USA) Tahun 2013, berdiskusi
dengan Dr Tara Pir dan Prof. Michiko Fukuhara
dari Jepang. Dalam diskusi tersebut ternyata penyusunan DSM-V jauh dari metode
ilmiah. Perumusan DSM-V ditetapkan hanya berdasar pada pengalaman pribadi para
psikiater penyusun buku tersebut, yang kemudian dirundingkan di meja rapat,
tanpa dasar penelitian/survey yang cermat.
Pengujian validitas pernah
dilakukan, yaitu dengan cara meminta sejumlah psikiater untuk mendiagnosis
pasien dengan menggunakan DSM-V. Sejumlah pasien, masing-masing didiagnosis
oleh 2 orang psikiater dan hasilnya dikorelasikan untuk membuktikan seberapa
jauh DSM V itu bisa membuat para psikiater itu mendiagnosis secara tepat
dan obyektif. Hasilnya mengecewakan. Hanya satu ketegori penyakit yang angka
korelasinya di atas nilai minimal (0.7) yaitu “Major Neurocognitive Disorder”
(0.78). Itu membuktikan bahwa penggunaan DSM-V tersebut tidak ilmiah dan
objektif. APA sudah mengirim surat resmi kepada ApA untuk meminta agar DSM-V
diuji dulu oleh sebuah Komisi independen. Akan tetapi surat itu dijawab oleh
ApA dengan ”Thanks, and NO thanks”. Artinya: buat ApA DSM-V saat ini sudah
final.
Hal itu setidaknya
menunjukkan bahwa APA dan ApA tidak saling mendukung. Padahal psikologi dan
psikiatri seharusnya dapat mendukung satu sama lain dan bersinergi untuk menangani
perilaku dan jiwa manusia, serta mengembangkan ilmu mengenai kejiwaan manusia.
Referensi:
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2013). Reportase
Kongres APA Ke-121 di Honolulu (Hawaii, USA) Tahun 2013 - DSM V. Actual Consulting
Human Resources Consultant. Artikel (online). Diambila dari http://www.actualconsulting.net/2013/08/reportase-kongres-apa-ke-121-tahun-2013.html (14 Agustus 2013)
0 comments