Keswa di Perkotaan
Oleh: Gagar Asmara Sofa
Isu kesehatan jiwa tidak bisa dilepaskan dari lingkungan tata kota dan aktivitas masyarakat di dalamnya. ‘Lingkungan tata kota’ yang dimaksud di sini adalah tata kota yang termasuk di daerah Jakarta dan Jawa Barat karena menurut Riset Kesehatan Dasar (2007) kedua kota tersebut termasuk dalam kota yang mempunyai gangguan emosional tertinggi yaitu 20.0 (Jawa Barat) dan 14.1 (Jakarta). Aspek tata kota dari kedua daerah ini harus disoroti lebih lanjut karena hal tersebut dinilai sangat mempengaruhi kesehatan jiwa masyarakat di dalamnya.
Menurut konsep efek kehidupan perkotaan terhadap penduduknya (Bell, Greene, Fisher, Baum: 2001) dipengaruhi oleh overload nations, environtmental stress, dan behavior constraint, dan adaption level.
Overload nations menurut Steanly Milgram (1970) adalah banyaknya stimulus yang masuk ke masyarakat akibat banyaknya perkotaan yang tumbuh di suatu negara sehingga menyebabkan masyarakatnya bingung menanggapi stimulus tersebut yang akhirnya mereka mengalami kelelahan, overload, dan bisa menderita gangguan fisik dan emosional. Environtmental stress menurut penelitian Glass & Singer (1972, dalam Bell, Greene, Fisher, Baum: 2001) adalah adanya negative stimuli (seperti polusi, kemacetan, dan kebisingan) yang merupakan efek negatif dari kehidupan perkotaan yang bisa meningkatkan gangguan kesehatan baik secara fisik, gangguan emosional, dan psikologis. Behavior constraint merupakan hilang atau terbatasnya kebebasan individu untuk bertingkah laku dikarenakan oleh adanya ketakutan akan hal-hal yang sudah menjadi skema sosial mengenai perkotaan itu sendiri, seperti adanya ketakutan akan kriminalitas dan ketakutan untuk berada di tengah-tengah kemacetan dsb. Sedikit kontras dari ketiga faktor di atas. Adaption level adalah terciptanya optimal level of stimulation dimana masyarakat sudah terbiasa akan kondisi perkotaan yang identik dengan kemacetan, kebisingan, dan ketidaknyamanan kota itu sendiri.
Keempat hal di atas merupakan faktor-faktor umum yang bisa mempengaruhi tingkat kesehatan jiwa masyarakat di lingkungan perkotaan. Apa saja dampak negatif yang bisa timbul akibat keempat faktor ini? Pertama dan yang pasti adalah stress; kedua adalah rendahnya affiliative and prosocial behavior; terciptanya familiar stranger; meningkatnya kriminalitas dan ketakutan akan kriminalitas; serta meningkatnya angka tuna wisma (homelessness) yang semakin tidak terkontrol.
Daftar Pusataka:
Bell, P. A., Greene, T. C., Fisher, J. D., Baum A. (2001). Environmental Psychology (5th edition). Orlando: Harcourt, Inc.
0 comments